Ada banyak hal yang bisa kupelajari dan kujadikan hikmah di masa depan setelah aku melalui banyak hal untuk menyelesaikan studiku. Perjalanan setiap orang berbeda-beda. Ujian yang mereka hadapi pun berbeda-beda dengan tingkat kesulitan yang juga berbeda.
Selayaknya firman Allah pada kitab-Nya surat Al Insyirah ayat 5 yang mengatakan bahwa 'Bersama kesulitan ada kemudahan'. Dan semua itu nyata adanya. Allah tidak akan mengingkari janji Nya, tidak seperti manusia yang acapkali berdusta pada janji yang dibuatnya.
Kembali pada fokus pertamaku dalam tulisan kali ini, aku ingin sedikit membagi tentang pengalamanku menuju gelar SEI atau S.E.Sy (antara dua gelar ini belum jelas yang akan dipakai). Semuanya punya cerita sendiri.
Bagi mahasiswa tingkat akhir, skripsi adalah ujian tersendiri. Yang masanya adalah hal yang paling dinanti dan hal yang mungkin paling banyak mencuri perhatian. Dimana, ketika masa skripsi belum dimulai hari-hari masih tenang nan santai. Namun, ketika skripsi dimulai, perhatian yang dimiliki dituntut untuk tertuju pada skripsi semata. Terlebih di kampus tercinta untuk menju kelulusan membutuhkan perjuangan yang berbeda dengan kampus yang lain. Yang tahapannya benar-benar menguras tenaga, pikiran dan waktu para mahasiswa yang ada.
Dimulai dengan menghapal ayat-ayat pilihan bertemakan ekonomi, yang jumlahnya lebih dari seratus ayat. Tidak semua ayat panjang, namun juga tidak semua ayat pendek. Setelah menyelesaikan hafalan maka berlanjut pada ujian kompre ayat, ini adalah gerbang pertama yang harus dibuka. Tanpa kelulusan dari kompre ayat tidak seorang mahasiswa pun yang bisa membuka pintu gerbang selanjutnya. Kompre ayat ini adalah ujian ayat-ayat pilihan yang jumlahnya 30 saja dari sekian ratus ayat ekonomi yang wajib dihapal. Ada dua ayat yang wajib ditafsirkan. Yaitu, Al Baqarah 275-279 tentang ganjaran orang yang memakan harta riba, serta Al Baqarah 282 tentang sistem akutansi syariah. Dua tema itu akan ditanyakan terkait tafsirnya.
Begitu dinyatakan lulus setelah melewati kompre ayat, pintu gerbang kedua yang harus dilewati adalah kompre mata kuliah. Ada 8 mata kuliah yang diujikan oleh dosen penguji. Ini lisan. LISAN!! setelah lulus dari kompre mata kuliah barulah sidang pendadaran.
Setiap orang memiliki feel bahagianya masing-masing dalam menuju kebahagian setelah kelulusan. Beberapa teman yang berjuang bersamaku pun begitu. Diantara mereka ada yang merasa begitu bahagia ketika tulisan 'ACC' tertera pada kertas hijau kartu bimbingan skripsi. Ada yang merasa begitu bahagia saat dinyatakan lulus AAEI (baca: Ayat-Ayat Ekonomi Islam), ada yang setelah kompre mata kuliah, dan ada yang merasa begitu bahagia ketika dinyatakan lulus pasca pandadaran.
Dan aku tidak merasakan feel bahagia diantara yang telah disebutkan diatas. Bagiku, hal yang paling membahagiakan adalah ketika tulisan 'ACC' tertera pada lembar revisi pasca pendadaran. Bagiku, itu adalah masa yang paling membahagiakan sejak aku menjadi mahasiswa selama lebih dari 4 tahun.
Aku masih ingat bagaiamana aku harus berjuang mengintari seluruh Gramedia di Jogja untuk mencari satu buku, dan aku harus menarik nafas panjang lantaran tak temukan hasil. Karena Gramedia tak berikan jawaban aku memutuskan untuk mengintari shopping, dan Allah memberikan sedikit kemudahannya. Langit Jogja yang gelap malam itu terasa kelabu, dengan hawa yang seharusnya dingin aku justru merasa gerah. Segera kembali ke kost dan berniat untuk segera menyelesaikan revisi agar besok dapat aku serahkan. Dan kau tau? buku yang baru saja kudapatkan pada halaman yang kucari tidak ada. Mustahil aku kembali ke shopping untuk menukarkannya karena saat itu sudah larut malam, belum lagi jarak antara kost menuju shopping memakan waktu 30 menit. Kuusahkan untuk mencari di dunia maya yang tanpa batas sampai dengan dini hari. Yang tidak menemukan hasil.
Ketika matahari mulai bersinar aku pun langsung memutuskan untuk segera menukar buka dan sesegera mungkin mengerjakan tugasku. Ya, aku harus merelakan diri untuk tidak menyetuh makanan selama dua hari. Hanya air dan beberapa makanan ringan yang kebetulan ada di kost yang mengisi perutku saat itu. Aku harus mengerjakan revisiku secepat mungkin karena jam 2 siang aku harus mengantarkan revisi tersebut ke salah satu dosen penguji yang menantiku di salah satu univ swasta yang cukup dekat dari kampus.
Jam dua lebih sedikit, aku berhasil mengerjakan revisiku, dan tanpa pikir panjang aku segera meluncur untuk bertemu dengan ibu dosen. Kau tau? aku tidak tahu harus bertemu dengannya dimana. Alhasil, aku sempat nyasar di kampus yang luasnya berkali-kali lipat dari kampusku. Saat itu aku merasa benar-benar idiot. Semua wajah lelah tergambar pada raut wajahku. Aku berhasil bertemu setelah bertanya dengan seorang mahasiswi setempat. Dan bertemu dengan sang dosen.
Allah benar-benar memberiku kebahagian saat itu, tulisan 'ACC' itu tertera. Itu adalah hari yang paling indah untukku. Sungguh, aku tidak akan pernah melupakan hari itu. Meski malamnya aku harus berjuang untuk bertemu dengan dosen lainnya. Mengunjungi rumahnya adalah yang akan aku lakukan selanjutya setelah maghrib dan menjelang isya'.
Dari pengorbananku selama dua hari satu hal yang dapat aku pelajari dari kejadian yang telah aku lewati, yaitu 'Pengorbanan adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah kebahagian'
Kini, aku benar-benar lulus. Hanya tinggal melengkapi syarat untuk segera yudisium. Ingat, Allah selalu berikan kemudahan bersama kesulitan. BERSAMA bukan SETELAH!!!