Salam tiga jari atau salam metal.
Hal yang seperti ini sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Baik anak muda maupun anak tua (orang tua maksud saya). Bahkan tak jarang mereka yang menamai diri mereka public figur melakukan salam tiga jari ini. Terutama mereka yang merupakan anak band yang mengikuti aliran metal.
Tapi, tahukah kamu bahwa ternyata salam tiga jari ini tidak sekedar salam. Ada makna tersembunyi dari salam tiga jari ini. Sesuatu yang tidak diketahui oleh khalayak. Inilah yang memotivasi saya untuk mengungkapkan sedikit cerita tentang salam tiga jari yang sering kali saya dapati.
Mungkin sebelumnya kalian belum pernah mendengar tentang Codex Magica atau mungkin sudah ada yang pernah mendengar atau membaca atau mengetahui tentang Codex Magica. Jika, kalian mengetahui hal ini dan kebetulan sedang membaca artikel sederhana yang saya buat mohon untuk tidak ditinggalkan. Baca sampai akhir lalu beri sedikit pendapat atau tambahan. Mungkin saja apa yang saya tuliskan disini sedikit berbeda dengan informasi yang sebelumnya kalian dapatkan.
Ok lanjut. Saya akan sedikit memapaparkan tentang Codex Magica. Karena malam ini yang menjadi bintang utamanya adalah si Codex Magica.
Pada zaman Mesir kuno karena keterbatasan bahasa sebagai alat komunikasi, manusia menjaidkan tangan sebagai simbol-simbol non verbal untuk menyampaikan sesuatu. Ini adalah sebuah ungkapan yang sangat purba. Sebagian di zaman yang lebih maju berkembang menjadi bahasa yang kita kenal sebagai bahasa tubuh dan diajarkan dalam ilmu psikologi prilaku. Dan sebagiannya, atau mungkin jauh lebih banyak, tersembunyi dalam manuskrip-manuskrip tua di Mesir, Arab dan Amerika Tengah. Simbol-simbol ini kemudian menjadi populer setelah Texe Marrs melakukan penelitian yang lebih mendalam dan mempublikasikan buku tentang Codex Magica.
Awalnya simbol dari tiga jari ini (ibu jari, telunjuk dan kelingking yang berdiri) dipakai untuk mengungkapkan perasaan yang paling suci dari sepasang kekasih atau dari orang-orang yang saling mengahisi. Simbol ini berarti 'Aku Sayang Kamu'. Akan tetapi kemudian pengertiannya menjadi ambigu, karena oleh para penganut pagan ibu jari, jari telunjuk dan kelingking yang terbuka diasosiasikan sebagai simbol tanduk panjang dari Lucifer atau Baphomet. Agar lebih jelas, Baphomet adalah identitas ganda atau dualisme yang diwujudkan dalam bentuk dewa berkepala kambing dan berubuh manusia yang juga merupakan perpaduan lelaki dan perempuan. Unsur dualisme ini merupakan kunci setaraan antara Tuhan dan Setan yang kemudian menjadi sesembahan kaum pagan. Simbol ini digunakan oleh setiap orang di kalangan Freemansory, Illuminati, Skull & Bones, The Bohemian Grove, dan komunitas pemuja setan lainnya.
![]() |
Baphomet |
Dalam beberapa penampilan formal, baik itu pada acara kenagaraan, pertemuan regional atau bahkan dalam kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat, para Presiden dan tokoh-tokoh dunia yang terlibat dalam persekutuan rahasia memperlihatkan simbol-simbol ini melalui pres. Kita akan melihatnya sebagai sesuatu yang biasa namun itu bukan hal yang lumrah. Codex Magica adalah simbol bahasa tubuh yang sudah ada ribuan tahun lalu dan terus digunakan oleh orang-orang dalam komunitas sosial tertentu serta para paganis untuk berinteraksi dalam bahasa purba yang sangat rahasia.
Tujuannya untuk mengubah cara pandang masyarakat dunia terhadap okultisme. Ini adalah bagian dari upaya penyebaran doktrin dan propaganda.
Simbol-simbol ini biasa ditemui pada band rock n roll. Kalian tahu bahwa dunia musik dan film adalah dunia kehumasan yang sangat kuat dalam membentuk opini dan doktrin-doktrin sosial. Sehingga dunia ini dari dulu sampai seakarang dikuasai oleh kelompok tertentu untuk menyebarkan paham okultisme dengan kemasan yang kita sebut sebagai mode, tern dan gaya hidup.
![]() |
Victory atau V |
Contoh Codex Magica lainnya, The Bowman. Posisi jari telunjuk dan jari tengah yang berdiri berhimpitan melambangkan 'Tanda Namrud'. The Lion Paw, posisi jemari menutup di depan dada membentuk kaki singa menandakan penghormatan kepada Lucifer. Tiga jari dan sepasang sayap merupakan gesture dari mitologi burung Phoenix yang menjadi simbol keabadian, dan lain sebagainya. Para tokoh, mulai dari Christopher Columbus, Karl Marc, Hitler, Stalin, Eisenhower, Ronald Reagen, George Bush, dan George Walker Bush, the Beatles hingga Ozzy Ousborne menggunakan kode ini di hadapan pers sebagai identifikasi diri.
Dengan informasi singkat yang saya berikan saya harap pembaca sekalian yang budiman lebih peka dengan apa yang terjadi disekitar kita. Pada nyatanya hal kecil ini telah merasuk dan bahkan berkembang dalam lingkungan kita. Tidak sedikit pula para petinggi di negeri ini yang menunjukkan simbol-simbol tersebut. Identifikasi diri di hadapan pers yang telah mereka lakukan. Untuk masyarakat awam yang tidak tahu apa-apa tentulah hal itu bukanlah permasalahan yang besar. Karena mereka tidak berpikir bahwa setiap gerak gerik sang petinggi memiliki makna yang tersembunyi. Jadi, marilah kita menjadi orang yang lebih peka pada apa yang terjadi di lingkungan kita.
Pada dua bahasan sebelumnya yang saya kutip langsung dari buku milik Zaynur Ridwan. Kali ini pun saya kembali mengutip isi dari buku yang berjudul Novus Ordo Seclorum. Terimakasih kepada sang penulis yang telah memberikan informasi sepenting ini.
Dengan informasi singkat yang saya berikan saya harap pembaca sekalian yang budiman lebih peka dengan apa yang terjadi disekitar kita. Pada nyatanya hal kecil ini telah merasuk dan bahkan berkembang dalam lingkungan kita. Tidak sedikit pula para petinggi di negeri ini yang menunjukkan simbol-simbol tersebut. Identifikasi diri di hadapan pers yang telah mereka lakukan. Untuk masyarakat awam yang tidak tahu apa-apa tentulah hal itu bukanlah permasalahan yang besar. Karena mereka tidak berpikir bahwa setiap gerak gerik sang petinggi memiliki makna yang tersembunyi. Jadi, marilah kita menjadi orang yang lebih peka pada apa yang terjadi di lingkungan kita.
Pada dua bahasan sebelumnya yang saya kutip langsung dari buku milik Zaynur Ridwan. Kali ini pun saya kembali mengutip isi dari buku yang berjudul Novus Ordo Seclorum. Terimakasih kepada sang penulis yang telah memberikan informasi sepenting ini.